Rabu, 11 Desember 2013

Sejarah & Cara Penyadapan

Pemberitaan ramai beberapa waktu lalu tentang penyadapan, menimbulkan banyak pertanyaan dihalayak luas tentang apa sebenarnya penyadapan itu, dan bagaimana cara kerjanya. Penyadapan sering kali dilakukan pada perangkat telepon, hal ini dikarenakan setiap lebih sering berkomunikasi dan bertukar informasi via telepon. Penyadapan telepon (atau penyadapan kawat) adalah pemantauan percakapan telepon dan Internet oleh pihak ketiga, seringkali dilakukan dengan cara rahasia. Percakapan telepon dapat direkam atau dipantau secara tidak resmi, baik oleh pihak ketiga tanpa sepengetahuan pihak yang disadap, ataupun direkam oleh salah satu pihak yang melakukan penggilan telepon. Penyadapan telepon dikontrol secara ketat dan pada umumnya dilarang dengan alasan privasi, namun juga bisa dilegalkan untuk alasan tertentu, sesuai dengan hukum yang berlaku di negara yang bersangkutan.

Penyadapan telepon dimulai setelah ditemukannya alat perekam percakapan telepon pada tahun 1890-an. Lembaga penegak hukum mulai menyadap saluran telepon. Pada awalnya, komunikasi suara jarak jauh dilakukan secara eksklusif oleh sistem "pertukaran-sirkuit"; pertukaran percakapan telepon akan menghubungkan kawat untuk membentuk sirkuit berkesinambungan dan memutuskan kawat ketika panggilan berakhir. Layanan telepon lainnya, seperti penerus panggilan dan penjawab pesan, ditangani oleh operator manusia. Pada tahun 1965, Bell Labs mengembangkan sistem komunikasi telepon terkomputerisasi pertama, yang menggantikan teknik penyadapan standar.
Di Amerika Serikat, penyadapan telepon telah dilakukan di bawah perintah beberapa Presiden, terkadang juga disertai dengan surat perintah Mahkamah Agung. Pada tanggal 19 Oktober 1963, Jaksa Agung Robert F. Kennedy, yang menjabat di bawah pemerintahan John F. Kennedy dan Lyndon B. Johnson, memberi kewenangan pada FBI untuk menyadap komunikasi dari Martin Luther King, Jr.
Pada tahun 1970-an, serat optik menjadi media baru alat telekomunikasi. Garis-garis serat optik yang panjang, tipis, dan bisa mentransmisikan sinyal melalui sinar laser, dianggap lebih aman jika dibandingkan dengan radio, dan biayanya juga lebih murah. Dari tahun 1990 hingga saat ini, sebagian besar komunikasi antar lokasi dilakukan melalui serat optik. Penyadapan telepon pertama kali dilakukan melalui kawat – secara fisik disisipkan melalui saluran antara operator dan pengguna telepon – yang membawa sinyal menuju alat pendengar dan perekam. Penyadapan telepon baru-baru ini dipasang di tempat saluran penyadap yang menangani percakapan yang masuk.

Penyadapan telepon secara resmi dikontrol secara ketat di kebanyakan negara untuk menjaga privasi, kebanyakan di negara-negara berkembang. Secara teori, penyadapan telepon umumnya memerlukan persetujuan pengadilan, dan biasanya hanya disetujui jika penyadapan tersebut bertujuan untuk mendeteksi tindakan kriminal atau kegiatan subversif yang menghalangi penegakan hukum. Penyadapan telepon yang ilegal atau tidak sah dianggap sebagai tindak pidana. Namun, di beberapa negara, seperti Jerman, pengadilan akan menyetujui penyadapan ilegal tanpa persetujuan pihak lain, meskipun pihak yang disadap juga bisa mengajukan tuntutan.
Di Amerika Serikat, di bawah Undang-undang Pengawasan Intelijen Asing, badan-badan intelijen federal bisa mendapatkan persetujuan untuk melakukan penyadapan dari Pengadilan Pengawasan Intelijen Asing Amerika Serikat, atau dalam keadaan tertentu bisa juga disetujui oleh Kejaksaan Agung tanpa persetujuan pengadilan.
Sedangkan di Indonesia ada lembaga yang berwenang menyadap setiap saluran telepon, khususnya dalam penanganan tindak kriminal, seperti yang dilakukan KPK dan Lembaga Kepolisian.

Dalam melakukan penyadapan ada sejumlah cara untuk memonitor percakapan telepon. Salah satu pihak dapat merekam percakapan, baik dengan bantuan alat rekam ataupun melalui komputer yang memiliki perangkat lunak perekam panggilan. Perekaman ini, baik yang dilakukan secara terbuka ataupun terselubung, dapat dimulai secara manual, secara otomatis dengan mendeteksi suara pada saluran telepon, atau secara otomatis setiap kali panggilan telepon diputus

Telepon seluler (ponsel) memiliki sejumlah masalah keamanan privasi. Pemerintah, penegak hukum, dan badan intelijen di Britania Raya dan Amerika Serikat menggunakan ponsel untuk melakukan penyadapan. Teknologi yang digunakan antara lain dengan mengaktifkan mikrofon pada ponsel dari jarak jauh untuk mendengarkan percakapan yang berlangsung di dekat orang yang memegang ponsel tersebut. Ponsel juga sering digunakan untuk mengumpulkan data lokasi. Saat ponsel dihidupkan, lokasi geografis dari ponsel dapat ditentukan dengan mudah (baik jika ponsel sedang digunakan atau tidak) dengan menggunakan teknik yang dikenal dengan multilaterasi. Teknik ini mampu menghitung perbedaan waktu yang dibutuhkan oleh sinyal dari menara seluler untuk mencapai ponsel pemiliknya.

0 komentar:

Posting Komentar